Bayang-bayang Oligarki di Balik Kemenangan Gibran-Bobby

375
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago meyakini ada kekuatan oligarki di balik kemenangan Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, kendati bukan dberikan begitu saja.

MitraNews.co – Sejumlah lembaga survei melalui hitung cepat Pilkada 2020 menempatkan pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa unggul telak di Pilwalkot Solo. Demikian halnya juga duet Bobby Nasution-Aulia Rahman yang unggul cukup jauh di Pilwalkot Medan.

Baik Gibran maupun Bobby memiliki kekerabatan sangat erat dengan lingkaran Istana. Gibran merupakan anak Presiden Joko Widodo dan Bobby adalah menantu presiden.

Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menilai kemenangan tersebut tidak lepas dari bayang dinasti politik. Menurutnya, ada patron politik atau pengaruh sosok Presiden Jokowi yang saat ini masih berkuasa.

“Ada pengaruh oligarki. Artinya, orang yang berkuasa itu masih menguasai sumber daya ekonomi dan politik. Mungkin itu dipahami Presiden Jokowi sehingga bisa memenangkan menantu dan anaknya,” ujar Pangi kepada SINDOnews, Kamis (10/12/2020).

Kendati begitu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu meyakini keberhasilan kedua tokoh muda tersebut bukan serta merta karena pemberian seperti di zaman kerajaan. Meski keduanya erat dengan Presiden Jokowi, keberhasilan itu juga hasil kerja keras melalui kampanye yang dilakukan.

berobat ke malaysia dalam kondisi pandemi covid-19

“Itu bukan seperti kerajaan yang langsung dikasih jabatan, kemudian diduduki. Tapi hasil kerja keras, kampanye juga, menemui dan menyapa masyarakat. Itu hal yang mereka lakukan,” timpalnya.

Bila sudah resmi menjadi pemimpin daerah, Pangi meyakini kedua tokoh tersebut tidak akan sulit dalam menjalankan kinerjanya. Selain memiliki patron politik dan punya mentor langsung dari presiden, Gibran maupun Bobby juga mendapat sokongan dari koalisi partai politik yang kuat.

“Kendala-kendala maupun kesulitan di lapangan saat menjabat akan bisa diatasi dengan baik karena modal (politik) itu sudah cukup. Tinggal bagaimana mereka bisa perhatian kepada rakyatnya, tidak berjarak dengan rakyat, dan pemimpin yang mengayomi,” tukasnya. (sindonews.com).